Jumat, 14 Januari 2011

Simple love #part 2

♥Simple Love ♥
Ketika cinta datang menentramkan jiwa, ketika cinta pergi meninggalkan luka.
***********
Setelah sekitar 5 menit mereka berkeliling dengan 2 kali putaran akhirnya sang SENIOR memanggil mereka.
“sudah cukup lari larinya, kalian kesini mau apa?” ujar RAY yang pura pura tidak tau maksud kedatangan anak anak ini.
“kita disuruh minta tanda tangan kak Ray sama kak Riko” ujar Sivia.
“penting ya buat kalian?” ujar Ray yang sedikit keliatan acuh tak acuh.
“penting kak, jadi kami harus minta tanda tangan kakak” ujar Cakka yang mencoba menjawab pertanyaan pertanyaandari Ray.
“oke, tapi kalian harus janji kalian harus ikut ekskul pramuka sewaktu pembagian ekskul.” Ujar Ray yang mencoba memerikan alteratif pilhan kepada anak anak ini.
“kak, bukannya itu hak kami mau pilih ekskul apa?” ujar Ify yang dari awal ingin masuk PMR dan mencoba mempertahankan apa yang dia inginkan.
“ya udah kalo nggak mau ya kakak juga nggak bakalan ngasih tanda tangan nya, biarin deh kalian kena hukum Agni” ujar Ray dengan gaya yang mengisyaratkan bahwa anak anak ini harus masuk Pramuka.
“kak emanga nggak ada cara lain? Ekskul itukan hak kami, kalo di paksain nanti kami nggak betah di Pramuka.” Ujar Sivia.
“oke, kalau begitu kalian harus mecari senior yang julukannya Pupbay segera” ujar Ray yang langsung memberi perintah dan berpikir bahwa anak anak itu tidak mengenal Rio yang julukannya Pupbay.
“oke kan segera” ujar Sivia bersemangat karna dia tahu siapa itu Pupbay, siapa lagi kalo bukan kak Rio yang sering main ke rumah nya.
Sivia, Ify, Alvin, dan Cakka segera mencari siapa itu Pupbay, Sivia yang nampak optimis memimpin perjalanan itu dan akhirnya mereka sampai di depan ruangan dengan gambar Bulan di depan pintunya.
“Vi, kamu tau siapa itu Pupbay?” ujar Alvin yang sedikit pesimis.
“tau dong itu kan kak Rio julukannya Pupbay, kak Rio itu sahabat kakak ku, setiap hari Sabtu pasti nongkrong di rumahku” ujar Sivia yang langsung masuk kedalam ruang itu.
“permisi senior kami izin masuk” ujar Sivia ramah.
“ya silahkan.” Ujar Rio dengan sedikit senyum di wajahnya.
Anak anak tadi segera masuk dan meyampaikan maksud kedatangan mereka.
“kak Rio bisa bantu kami?”ujar Ify sedikit takut.
“bantu apa?”ujar Rio yang sekarang wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali.
“kita kesini mau minta bantuan kakak, kita disuruh kak Ray mencari senior dengan julukan PUPBAY.”ujar Ify mencoba menjelaskan.
“PUPBAY?” Rio melirik Sivia, dan Sivia membalas dengan senyuman kecil.
“ok, Raynald dimana?” ujar Rio.
“di halaman kak” ujar Ify.
Mereka pun berjalan menuju halaman. Betapa terkejutnya Ray sewaktu ia melihat anak anak tadi datang bersama Rio.
“hey Ray, nyusahin aja. Bentar lagi ISHOMA habis buruan gih kasih tanda tangan” ujar Rio yang langsung kembali ke ruangan nya.
“untung aja ada kak Rio kalau nggak, bisa bisa masuk Pramuka beneran” batin Ify yang merasa lega.
“oke, ni tanda tangan kakak.” Ujar Ray yang langsung menandatangi kertas yang di bawa anak anak itu.
Setelah mendapatkan tanda tangan Ray mereka berlarian melihat seorang anak lelaki yangberjalan keluar dari ruang tempat Ray bertugas, siapa lagi kalau bukan Riko.
“kak Riko tunggu sebentar kak” ujar Cakka
Riko yang mendengar ada suara memanggilnya segera menoleh ke belakang.
“ada apa?” ujar Riko tanpa ekspresi.
“kita mau minta tanda tangan kakak” sambung Cakka dengan raut wajah penuh senyum.
“mana kertasnya?” ujar Riko seperti mau tidak mau.
“ini kak” ujar Cakka kembali tersenyum walaupun seniornya cuek kepadanya.
“ini” ujar Riko sambil memberikan kertas yagn telah di tanda tanganinya.
“terima kasih kak Riko” ujar anak anak itu kompak.
Riko tidak menjawab dan langsung meninggalkan anak anak tadi.
“ya walaupun kak Riko cuek tapi dia baik ya nggak minta apa apa dari kita, syukur deh” ujar Alvin dengan menarik nafas lega yang sedari diam sewaktu senior memerintah sekarang akhirnya berani membuka suara.
“ye elah vin, lo kemana nyawa lo dari tadi?” ujar Cakka sambil melirik Alvin.
“sorry cak, gue tegang banget berhadapan dengan senior senior apa lagi sama yanga namanya singa ngamuk, bisa bisa nyawa gue beneran ileng dan nggak akan sudih balik lagi.” Ujar Alvin sambil tertawa.
“sudah sudah, ini bukan waktunya bercanda, inget kita masih punya satu senior lagi, kak Irsyad.” Ujar Ify sedikit kesal melihat tingkah laku sepupunya.
“tenang fy, gue tau abang Irsyad kan?” ujar Cakka dengan gaya sok kenal.
“abang abang, abang dari emak lo yang mana Cak?” ujar Alvin mulai meledek lagi.
“gue serius kodok, abang Irsyad itu temen gue waktu les music, eh itu dia orang nya” ujar Cakka.
“kak Irsyad” teriak mereka berbarengan.
“iya ada apa?” ujar Irsyad dengan wajah tanpa ekspresi.
Lagi lagi raut wajah seperti ini yang di tunjukkan senior mereka. Tapi mereka tetap tersenyum kepada semua senior mereka.
“kak, boleh minta tanda tangannya?” ujar Cakka.
“ehm, mana kertasnya?” ujar Irsyad
“ini” ujar Cakka memberikan selembar kertas berwarna putih dengan 4 buah tabel yang diberi nama nama senior dan tingga 1 tabel yang belum di tanda tangani yaitu atas nama Fakhrul Irsyad.
Irsyad pun menanda tangani kertas itu dan langsung memberikannya kepada anak anak itu.
“terima kasih kak Irsyad” ujar anak anak itu ramah.
“sama sama” ujar Irsyad yang langsung pergi meninggalkan anak anak itu.
“akhirnya, alhamdulillah, thanks god, ya udah sekarang kita keruang kak Agni yuk.” Ajak Ify.
Akhirnya mereka bergegas ke ruangan Agni, sewaktu Agni melihat anak anak ini masuk keruangan nya, rasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat itu muncul seketika. Anak anak yang dikiranya manja, tidak bertanggung jawab, pengecut, ternyata salah. Anak anak ini justru mengerjakan tugas mereka dengan baik.
“permisi senior izin masuk” ujar mereka bersama sama.
“iya silahkan” ujar Agni dengan raut wajah sama seperti sebelumnya.
“bagaimana tugasnya?” ujar Agni
“selesai senior, ini kertasnya” ujar Ify sambil terseyum.
“kalian menghabiskan waktu selama 30 menit, selain tanda tangan apa yang bisa kalian dapat dari tugas yang saya berikn?” tanya Agni kepada mereka.
“kebersamaan dan kekompakan” ujar Sivia.
“tau lebih banyak senior dari pada teman teman yang lain” tambah Ify.
“lebih dahulu mengenal lingkungan SEVA di banding teman teman yang lain” ujar Cakka.
“tau nama nama panggilan senior senior seperti PUPBAY” ujar Alvin.
“hey, kamu siapa nama kamu?” ujar Agni.
“Alvin, emang kenapa senior?” ujar Alvin.
“kamu tau apa singatan PUPBAY?” ujar Agni.
“Putra Lebay?” ujar Alvin
“itu berarti kamu ngatain senior sekarang kamu push up 20 kali, yang lain boleh ke AULA, dan tinggalin Alvin sendirian disini, tidak ada yang membantah, cepat!” ujar Agni dengan suara meninggi.
“baik senior” ujar Mereka.
Sivia, Ify dan Cakka segera menuju Aula sedangkan Alvin masih push up sebanyak 20 kali, karna push up nya salah salahan jadi di ulang sampai benar. Butuh waktu 10 menit bagi Alvin untuk menyelesaikan push up nya, setelah di perolehkan menyusul teman teman nya di mushola alvin segera menuju Aula. Alvin mengambil jalan di samping ruangan Agni yang terdapat jalan menuju Aula yang sebelumnya melewati taman sekolah. Tanpa sengaja Alvin melihat Iyel lagi adu mulut dengan Calista. Entah apa yang di bicarakan, Alvin tak mendengar dengan jelas, takut mengganggu akhirnya Alvin memutuskan untuk duduk di samping semak semak yang tumbuh tinggi sebatas pinggang nya. Akhirnya Alvin tertidur karna merasa capek akibat push up tadi.
“hey alvin mana sih? Udah 30 menit dia nggak balik balik. Tu kak Agni udah sampai ke sini masa’ Alvin belum sampai sampai?” ujar Cakka khawatir.
“tumben cak lo khawatir sama Alvin, biasanya lo ngajakin dia berantem mulu. Heheh “ Ujar Ify sedikit meledek.
“walaupun begitu dia tetep sepupu kita fy, entah dia tulalit lah, tapi dia kan kocak, ntar gue nggak ada temen untuk di usilin lagi deh.” Ujar Cakka.
“udah deh mending kita tanya sama kak Agni aja dulu, Alvinnya kemana.”ujar Sivia mengambil solusi.
“yuk Vi” ujar Ify.
“permisi kak Agni kami mau tanya Alvinnya kemana ya?” ujar Ify.
“udah 15 menit yang lalu dia kakak suruh ke Aula.” Ujar Agni.
“gitu ya kak. Kak apa boleh kami mencari Alvin di luar? Mungkin di kesasar.” Ujar Sivia.
“ya, ini peta SEVA, setelah bertemu Alvin nanti bilangin ke dia temuin kakak di ruang kakak lagi ya sekitar 30 menit lagi” ujar Agni.
“baik kak” uajr Ify.
Akhirnya mereka mencari Alvin di mulai dari daerah belakang aul, samping aula, dan akhirnya mereka memutuskan untuk melewati ruang Agni lagi. Dimana mana tidak ada sampai akhirnya mereka melewati taman sekolah. Mereka mendengar dengkuran seseorang.
“Fy, kamu denger suara sesuatu?” ujar Sivia,
“bentar deh, aku denger dulu….. kayaknya suara dengkuran seseorang, suaranya di balik semak semak itu Vi” ujar Ify.
“ALVINNNNNNNNNNNNNN” teriak mereka serempak dan cukup keras yang mengakibatkan Alvin terbangun dari tidurnya.
“kalian ngapain disini bukannya di Aula, yuk kesana ntar telat.” Ujar Alvin yang tak sadar sekarang sudah jam berapa.
“alvin ngapain lo tidur disini?” ujar Ify dengan raut wajah kesal.
“sorry fy, tadi gue ketiduran. Niatnya sih cuman duduk sebentar habisnya tadi ada kak Iyel sama cewek lagi berantem, kan enggak enak kalo gue lewat. Eh, tau taunya gue ketiduran.” Ujar Alvin.
“sama cewek? Apa itu kak Calista? Apa mungkin masalah itu lagi yang di bahas?” batin Sivia yang cemas dengan keadaan kakaknya itu. Walau terkesan cuek sama kakaknya tapi, untuk masalah perasaan kakaknya Sivia tahu betul. Akhirnya dia memutuskan untuk sms Gabriel.
To: Kakak Bawel
Kakak, are you ok?

Sms itu lama sekali di balas Gabriel, kecemasan itu muncul di benak Sivia.
“Apa mungkin kak Iyel putus sama kak Calista?” batin Sivia.
Sivia sudah begitu dekat dengan Calista, Calista selalu membantunya mengerjakan pr dan menjelaskan pelajaran yang Sivia tidak mengerti kalau Gabriel lagi sibuk dengan urusan OSIS nya. Sivia takut akan kehilangan Calista, Calista yang perhatian, yang selalu menghibur Sivia.
“Sivia are you ok?” ujar Ify sambil memegang pundak Sivia.
“hah apa Fy?” ujar Sivia tersadar dari lamunannya.
“kamu nggak apa kan Vi? HP kamu bunyi tuh” ujar Ify.
“oh iya ya, makasih ya” ujar Sivia.
From: Kakak Bawel
Ok :)

To : Kakak Bawel
Serius(?)

From : Kakak Bawel
Iya adik ku sayang :D

To : Kakak Bawel
Kakak, aku serius.
Kakak nggak jadi putus kan sama kak Calista (?)

From : Kakak Bawel
Nggak tau juga

To : Kakak Bawel
Kok bisa nggak tau juga kak.
Kak, kak calista beneran mau ke Sydney (?)

From : Kakak Bawel
Kayak nya iya Vi
Berkas berkas nya udah di urus sama ortunya :)

To : Kakak Bawel
Kakak jangan sok senyum senyum gitu
Cegah kak calista buat pergi

From : Kakak Bawel
Via, ada suatu saat kita harus merelakan orang yang kita cinta buat milih jalan hidupnya sendiri.
Kita harus rela.
Itu semua kan demi masa depan kak Calista.

To : Kakak Bawel
Jangan SOK.
Tadi kakak berantem kan sama kak Calista.

From : Kakak Bawel
Kamu tau dari mana ?
To : Kakak Bawel
Nggak penting dari mana.

From : Kakak Bawel
Kakak rela kok kak Calista pergi
Tapi, kak Calista minta putus
Itu yang nggak bisa kakak terima

To : Kakak Bawel
Alasan kak Calista apa?

From : Kakak Bawel
Takutnya kakak kelamaan nunggu
Karna kak Calista baru pulang 6 tahun lagi
Kak Calista ngasih kakak kesempatan untuk dapetin cinta yang baru:(

To : Kakak Bawel
Ya sudah kak
Masalah itu kakak sediri yang mutusin

From : Kakak Bawel
:-/

“Sivia lo smsan sama siapa. Kok raut wajah lo jadi sedih gitu?” uajr Alvin
“ada masalah Vin. Kakak Iel putus sama kak Calista” ujar Siviamenahan rasa sedih.
“kakak yang tadi?” ujar Alvin.
“iya, kak calista itu baik banget baik sebelum maupun sesudah jadian sama kak iel. Dia selalu ngajarin aku, ngibur aku, tapi sekarang kak Calista mau ke Sydney. padahal aku tau kak iel itu sayang banget sama kak Calista, kak Calista itu Cinta pertama kak Iel. Bisa di bayangin dong gimana rasanya” ujar Sivia dan akhirnya tetesan demi tetesan air mata Sivia berjatuhan tak kuasa menahan rasa kehilangan yang teramat dalam.
“sabar ya Vi, gue emang belum ngerasain kayak apa yang lo rasain, tapi gue pernah ngerasain sedih sewaktu anjing kesayangan gue mati.” Ujar Alvin sekenanya.
“emang rada rada deh lo Vin, masa’ kak Calista lo samain sama anjing lo yang mati?” ujar Ify.
“kan gue bilang gue belum pernah ngerasain kayak yang Sivia rasain, tapi gue pernah sedih waktu anjing kesayangan gue mati. Nggak nyamain tau” ujar Alvin.
“serah lo deh Vin” ujar Ify.
Sivia tak berhenti henti menangis, air matanya membasahi pipinya, matanya bengkak. Akhirnya Alvin memutuskan memberikan sapu tangan nya dan mengusapkan lembut ke pipi Sivia.
“Thanks Alvin” ujar Sivia terengah engah.
“No Problem” ujar Alvin tersenyum.
5 menit mereka di taman, menunggu sampai perasaan Sivia agak tenang.
“Vin, nanti jam 14.30 lo harus nemuin kak Agni.” Ujar Ify yang teringat akan amanat Agni.
“jiah… singa ngamuk lagi singa ngamuk lagi, cape’ deh “ ujar Alvin yang terlihat lesu dengan apa yang barusan dia degar .

Continue >>>>>>>>>>>>>

0 komentar:

Posting Komentar