Sabtu, 15 September 2012

One Dream For Tania


            Ini ada sebuah prolog cerita saya. entah kapan saya menulisnya dan kapan juga saya akan membuatnya menjadi sebuah cerita. oke lanjut, ini dia prolog nya.....

                  One dream for Tania

Tokoh :
·         Protagonis :
o   Tania    : Supel, Ramah, Polos, Ambisius, Pantang menyerah.
·         Antagonis
o   Tara      : Egois, Cuek, Sensitif, Ambisius.
·         Tritagonis :
o   Tristan : Perhatian, Dewasa, Berwibawa, humoris.
o   Toddy   : Perhatian, Kekanak-kanakan, Playboy, humoris.
o   Ayah     : Berwibawa, Humoris.
o   Rasti    : Perhatian, humoris, Playgirl,
o   Nisa     : Cuek, tertutup
o   Stev     : Playboy, humoris, Perhatian,
o   Christ  : Baik hati, ramah, dewasa.
o   Dira     : Baik hati, perhatian, dewasa.
o   Arfa    : Egois, Ambisius

Eksposisi :
·         Tania untuk pertama kalinya memasuki bangku SMA. Tara telah memasuki semester ke 5 di bangku kuliah, Tristan telah memasuki semester ke 3 di bangku kuliah, sedangkan Toddy memasuki kelas 12. Tania dan Toddy bersekolah di SMA Tarakanita yang satu lingkungan dengan Universitas Tarakanita. Tarakanita sesungguhnya merupakan lingkungan pendidikan yang dimulai dari Play group, SD, SMP, SMA, hingga Universitas. Tarakanita merupakan suatu perusahaan eksportir kertas terbesar di Indonesia, dan melakukan sumbangsi melalui jalur pendidikan. Dari kecil hubungan Tania dan Tara tidak baik. Tara tak pernah menganggap Tania sebagai adiknya, baginya adiknya hanyalah Tristan dan Toddy. Tania bersama Rasty menempati kelas yang sama yaitu 10.1. Disana sebagian besar ia bertemu dengan teman-teman SMPnya dulu dan sebagian yang lain adalah orang-orang piilihan dari sekolah favorit.
Konflik :
·         Tak yang mengetahui bahwa Tania dan Tara merupakan saudara kecuali rasty. Suatu hari ketika ada pemilihan anggota basket yang baru Tania berniat akan mengikuti seleksi tersebut, dan disaat itu ia bertemu dengan Dira murid kelas 12 yang menjadi idola di SMA Tarakanita, aura idolanya pun sampai ke mahasiswa Tarakanita. Sayangnya Dira bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta. Saat pertama kali melihat Tania, Dira merasakan ada sesuatu yang istimewa dari gadis ini. Tara menyukai Dira tanpa sepengetahuan Tristan dan Toddy. Disaat Tara mulai mengenal Dira, ia kesal kepada Tania karena Dira mengagumi sosok Tania yang bagi Tara Tania merupakan duri di kehidupannya.
Komplikasi :
·         Dira mengetahui bahwa Tania, Tara, Tristan, dan Toddy merupakan saudara dari cerita Arfa. Setiap kali Dira ingin mengetahui berita itu, Tara tak memperdulikannya, sedangkan Tania, Tristan, dan Toddy tak pernah mau membahas masalah ini bagi mereka ini adalah privasi keluarga mereka. Arfa mencurigai Tara, Tristan, Toddy, dan Tania bersaudara ketika mendengar cerita dari sang papa yang merupakan rival kerja papanya.Bagi Arfa, Tara merupakan rival sejatinya sejak SMP. Dalam berbagai bidang Tara dan Arfa selalu bersaing.
Klimaks :
·         Ketika Tania mengikuti pertandingan basket, tiba-tiba tangan dan kakinya terasa sulit digerakkan. Tara yang waktu itu berada tak jauh dari lapangan basket tak memberi respon apa-apa, sehingga membuat Dira marah dan kesal dengan perilaku Tara yang tak pernah bisa ia mengerti. Christ yang saat itu berada di dekat lapangan langsung menolong Tania, ketik itu pun Arfa marah kepada Christ. Christ tahu bahwa keluarganya dan keluarga Tania adalah rival tapi tak begitu dengan dirinya.
Anti klimaks:
·         Tania untuk yang kesekian kalinya terjatuh ketika bermain basket. Dagunya tak henti-hentinya mengeluarkan darah, Christ langsung membawanya ke rumah sakit dan memberi tahu Tristan dan Toddy. Disaat itupun Mereka mengetahui bahwa Tania mengidap penyakit ataksia. Tristan langsung menemui Tarra yang waktu itu sedang tanding basket dengan Arfa.
Resolusi :
·         Arfa terhenyak ketika melihat Tarra menyelamatkan Christ. Arfa mengakui bahwa hidup ini penuh persaingan tetapi bersaing tak perlu membuat dirinya buta akan persahabatan. Tara, Toddy, dan Tristan melewati hari-hari terakhir mereka bersama Tania di perbukitan di belakang rumahnya. Dan untuk terakhir dan pertama kalinya mereka menghabiskan waktu dengan canda, dan tawa layaknya saudara.










0 komentar:

Posting Komentar