Rabu, 19 September 2012

Letih



Semua manusia berhak untuk mencintai maupun dicintai. Mencintai apakah lebih menyakitkan dibanding dicintai? Sepertinya gak selalu. Mencintai terkadang memiliki power yang lebih besar dibanding dicintai. Tetapi kalau terus-terusan mencintai tanpa dicintai bagaimana ya? 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
                      Ku bilang pada Tuhan bahwa aku menyukainya. Ku bilang pada Tuhan bahwa aku menginginkannya. Ku bilang pada Tuhan bahwa aku ingin dia selalu ada di hadapan ku. Ku katakan “Tuhan kali ini aku menemukan orang yang luar biasa spesial dimataku.”                        Beberapa tahun lalu sewaktu ia ada dihadapanku, sewaktu ia masih bisa ku pantau melalui kedua mataku, sewaktu dia dan aku masih berjuang di tempat yang sama. Tak sedikit pun terlewatkan untukku mengamatinya. Ya. Dia yang membuatku jatuh. Membuatku menjatuhkan hatiku kepadanya. Membuatku tak mau beranjak barang sedetik pun untuk mengamatinya. Tetapi sewaktu ia menoleh ke arahku aku hanya bisa tersenyum salah tingkah.
-  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
                            “Fy. Aku kangen kak Alvin.” Ujarku.                      
                           “Sabar ya Vi. Sekarang bukan kamu aja yang kehilangan. Aku juga kok. Sekarang kak Iel yang pergi juga.” Ujar Ify sambil mengambil posisi duduk di sebelahku.                       
                          “Begini ya Fy nasib orang yang Cuma bisa mengagumi.”                
               “tanpa orang yang dikagumi tahu bahwa ada orang yang mengagumi dirinya.” Sambungnya.

                “Fy. Kenangan sama kak Alvin dulu waktu aku pertama kali ngomong sama dia. Walau cuma ngomong dikit tapi itu berarti banget fy.” Ujarku.                       
                “Kalau aku kenangan sama ka iel waktu dia say happy birthday ke aku.” Ify tersenyum sendiri.

               “Kak Alvin nanya ke aku dengan pertanyaan yang sama. Dan aku nggak akan pernah lupain waktu dia dorong kursiku dari belakang cuma buat nanya aku anaknya bu Winda.” Aku kembali mengenang kejadian 2 tahun yang lalu.                        
                “Aku sebel sama kamu Vi kok kamu tahu kalo yang di aula waktu itu sepatunya ka Iel.” Ify mengendus kesal.

                  “Aku kan pernah liat kak Iel pake sepatu itu. Kan aku sudah bilang sama kamu kalo itu sepatu ka Iel.” Aku tak mau disalahkan.

                    “Hah ini saatnya buat kita buktiin sama mereka kalau kita bisa. Kita bisa sukses. Mungkin kita akan dipertemukan dengan mereka sewaktu kita udah sukses. Possitive thinking aja Vi.” Ujar Ify bijak..

                    “Iya Fy aku setuju. Kita harus tunjukin sama mereka bahwa kita berhak untuk dicintai.” Ujar ku sumringah.
-       - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - --  - - -- -  -

Waktu terus berjalan, kekaguman terhadap seseorang sangat sulitdihilangkan apalagi ini menyangkut hati. Ini lah wanita selalu mengandalkan feeling, tanpa pernah mengandalkan logika. Aku telah letih menunggu kehadiranmu, berharap sesekali kamu menyapaku dengan kehadiranmu di layar monitor ku. Hanya dengan ucapan ‘terima kasih’ sewaktu aku mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu, hanya dengan mengucapkan ‘happy birtday’ sewaktu aku ulang tahun, mungkin sudah cukup bagiku untuk menenangkan hati ini. Tapi semua hanya angan kosong ku. Semua hanya angan,tanpa terealisasikan sedikit pun.               
Apakah anda tidak menyadari itu? Aku masih disini menunggu dalam diam ku. Menunggu sekedar untuk disapa. Aku letih selalu kau acuhkan. Tolong katakan kepadaku bahwa kau masih membutuhkan ku, masih membutuhkan orang yang mengagumimu. Aku letih ketika kau tak bisa ku pantau lagi melalui kedua mataku. Satu tahun sudah kau menghilang dari pandangan mataku,dan aku sama sekali tak pernah melihatmu. Aku hanya bisa mendengar apa yang telah kau hasilkan dari kerja kerasmu, apa yang telah kau capai dari semua pengorbananmu. Dan saat itu juga tanpa kau sadari aku ingin meraih cita-citaku. Kau saja bisa meraih cita-citamu kenapa aku tidak?                  
Mungkin sekarang bukan takdir kita untuk bertemu, tetapi aku percaya suatu saat nanti kita akan dipertemukan dalam keadaan yang lebih baik. Kau meraih citamu dan aku meraih citaku. Ku ingat ketika aku memegang tanganmu hanya untuk mengucapkan salam. Dan kau tahu disaat itu rasanya ingin sekali aku mengucapkan "SEMANGAT. AKU YAKIN KAMU BISA. TERUSKAN PERJUANGANMU. AKU DISINI UNTUK MENDOAKANMU." 
Dan itu lah perjumpaan terakhirku denganmu beberapa bulan yang lalu. 
                 ##################################

                 created : Nova Lova



0 komentar:

Posting Komentar