Ini ada sebuah prolog cerita saya. entah kapan saya menulisnya dan kapan juga saya akan membuatnya menjadi sebuah cerita. oke lanjut, ini dia prolog nya.....
One dream for
Tania
Tokoh :
·
Protagonis
:
o Tania :
Supel, Ramah, Polos, Ambisius, Pantang menyerah.
·
Antagonis
o
Tara : Egois, Cuek, Sensitif, Ambisius.
·
Tritagonis
:
o
Tristan : Perhatian, Dewasa, Berwibawa, humoris.
o
Toddy : Perhatian, Kekanak-kanakan, Playboy,
humoris.
o
Ayah : Berwibawa, Humoris.
o
Rasti : Perhatian, humoris, Playgirl,
o
Nisa : Cuek, tertutup
o
Stev : Playboy, humoris, Perhatian,
o
Christ : Baik hati, ramah, dewasa.
o
Dira : Baik hati, perhatian, dewasa.
o
Arfa : Egois, Ambisius
Eksposisi :
·
Tania untuk
pertama kalinya memasuki bangku SMA. Tara telah memasuki semester ke 5 di
bangku kuliah, Tristan telah memasuki semester ke 3 di bangku kuliah, sedangkan
Toddy memasuki kelas 12. Tania dan Toddy bersekolah di SMA Tarakanita yang satu
lingkungan dengan Universitas Tarakanita. Tarakanita sesungguhnya merupakan
lingkungan pendidikan yang dimulai dari Play group, SD, SMP, SMA, hingga
Universitas. Tarakanita merupakan suatu perusahaan eksportir kertas terbesar di
Indonesia, dan melakukan sumbangsi melalui jalur pendidikan. Dari kecil
hubungan Tania dan Tara tidak baik. Tara tak pernah menganggap Tania sebagai
adiknya, baginya adiknya hanyalah Tristan dan Toddy. Tania bersama Rasty
menempati kelas yang sama yaitu 10.1. Disana sebagian besar ia bertemu dengan teman-teman
SMPnya dulu dan sebagian yang lain adalah orang-orang piilihan dari sekolah
favorit.
Konflik
:
·
Tak yang
mengetahui bahwa Tania dan Tara merupakan saudara kecuali rasty. Suatu hari
ketika ada pemilihan anggota basket yang baru Tania berniat akan mengikuti
seleksi tersebut, dan disaat itu ia bertemu dengan Dira murid kelas 12 yang
menjadi idola di SMA Tarakanita, aura idolanya pun sampai ke mahasiswa
Tarakanita. Sayangnya Dira bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta. Saat
pertama kali melihat Tania, Dira merasakan ada sesuatu yang istimewa dari gadis
ini. Tara menyukai Dira tanpa sepengetahuan Tristan dan Toddy. Disaat Tara
mulai mengenal Dira, ia kesal kepada Tania karena Dira mengagumi sosok Tania
yang bagi Tara Tania merupakan duri di kehidupannya.
Komplikasi
:
·
Dira
mengetahui bahwa Tania, Tara, Tristan, dan Toddy merupakan saudara dari cerita Arfa.
Setiap kali Dira ingin mengetahui berita itu, Tara tak memperdulikannya,
sedangkan Tania, Tristan, dan Toddy tak pernah mau membahas masalah ini bagi
mereka ini adalah privasi keluarga mereka. Arfa mencurigai Tara, Tristan,
Toddy, dan Tania bersaudara ketika mendengar cerita dari sang papa yang
merupakan rival kerja papanya.Bagi Arfa, Tara merupakan rival sejatinya sejak
SMP. Dalam berbagai bidang Tara dan Arfa selalu bersaing.
Klimaks
:
·
Ketika
Tania mengikuti pertandingan basket, tiba-tiba tangan dan kakinya terasa sulit
digerakkan. Tara yang waktu itu berada tak jauh dari lapangan basket tak
memberi respon apa-apa, sehingga membuat Dira marah dan kesal dengan perilaku
Tara yang tak pernah bisa ia mengerti. Christ yang saat itu berada di dekat
lapangan langsung menolong Tania, ketik itu pun Arfa marah kepada Christ.
Christ tahu bahwa keluarganya dan keluarga Tania adalah rival tapi tak begitu
dengan dirinya.
Anti
klimaks:
·
Tania
untuk yang kesekian kalinya terjatuh ketika bermain basket. Dagunya tak
henti-hentinya mengeluarkan darah, Christ langsung membawanya ke rumah sakit
dan memberi tahu Tristan dan Toddy. Disaat itupun Mereka mengetahui bahwa Tania
mengidap penyakit ataksia. Tristan langsung menemui Tarra yang waktu itu sedang
tanding basket dengan Arfa.
Resolusi
:
·
Arfa
terhenyak ketika melihat Tarra menyelamatkan Christ. Arfa mengakui bahwa hidup
ini penuh persaingan tetapi bersaing tak perlu membuat dirinya buta akan
persahabatan. Tara, Toddy, dan Tristan melewati hari-hari terakhir mereka
bersama Tania di perbukitan di belakang rumahnya. Dan untuk terakhir dan
pertama kalinya mereka menghabiskan waktu dengan canda, dan tawa layaknya
saudara.