Cinta begitu indah saat awal terasa, begitu indah saat bertemu, bergitu indah bagai ku ingin menari di antara awan-awan dilangit sana....
saat awal ku kenal dirimu tanpa sengaja. saat kamu berteriak-teriak mengawasi adik kelas mu yang sedang mengikuti MOS.
ahh entah apa yang ada difikiranku sampai-sampai bisa menyukai kamu :)
salah kah?
Mungkin :)
maafkan aku, bukan aku yang mau :)
tanpa sadar seharusnya aku mengenalmu dahulu sama seperti temanmu yang lain.
kamu yang saat itu datang ke ruang ujianku.
***
"Ah, udah segini" Sivia mengukur lembaran kertas berwarna menggunakan jemarinya.
Kebiasaan yang sering Sivia lakukan sebelum tidur, apalagi kalau bukan menulis di kertas berwarna yang telah ia persiapkan untuk menceritakan tentang lelaki pemikat hatinya.
***
indahnya pagi yang ditemani embun-embun yang menempel di kaca jendela kamar. matahari kini telah menampakan sinar-sinar kehidupannya. indahnya dunia tak lengkap bila tanpa sinar keemasan darimu, itu semua berkat anugerah tuhan. kebaikan tuhanlah yang menghantarkan semua ciptaannya merasakan indahnya dunia ini :))
Sivia mengusap-usap kaca jendela kamar yang baru saja ia buka. Penuh embun.
Sivia memejamkan matanya, rasanya ingin menikmati saat-saat seperti ini, sejuk dan bau khas habis hujan yang selalu ia nanti.
Terdengar suara dari balik pintu kamarnya, yang setiap pagi pasti ada. Tak lengkap rasanya bila tak mendengar suara orang yang satu ini di pagi hari.
"Via... Via.. mau sekolah nggak lo?" Suara gadis berkoar-koar di depan kamar.
"Bentar Fy. Lo duluan deh ke depan." Sivia langsung membuka matanya. Kaget. Mendengar suara itu. Tak lengkap di pagi hari tak mendengar suara koaran itu :P.
Sivia langsung menarik tasnya yangtelah ia persiapkan di atas meja belajar. Rutinitas setiap hari kecuali di hari Minggu, karna libur.
"Lama ya. Sorry. Yuk berangkat." Sivia langsung duduk di motor Ify.
Ify hanya manggut-manggut. Antara kesal dan bosan.
"Kenapa sih. Tiap bagi lo mesti gue teriakin dulu. Udah nebeng juga. Huh." Ify menggerutu. Wajahnya ditekuk.
"Iya. Kayaknya udah rutinitas aja denger suara lo berkoar-koar gitu." Sivia hanya menjawab singkat.
***
Sekolah ini ! Sekolah yang mempertemukan Sivia dengan lelaki pemikat hatinya. Lelaki yang sering kali membuat Sivia melting. Perasaan yang aneh. Perasaan yang tak pernah diundang untuk datang. Entah bagaimana cara mengatakannya.
Sivia turun dari motor Ify. Disinilah ia sekarang. Dream's School. Sekolah idola di kotanya.
"Vi.. Vi... lihat ke ujung parkiran." Ify mencolek lengan Sivia dengan sikunya, sambil melirik ke arah parkiran yang biasa diisi oleh anak-anak lelaki 'Dream'.
Sivia menoleh ke arah parkiran itu. Dan apa yang ia lihat. Anak lelaki yang berperawakan tinggi, putih, dan berpenampilan rapi. Lelaki yang berhasil memikat hatinya. Lelaki yang membuat Sivia bersemangat 45' untuk pergi pagi ke sekolah bersama Ify.
Sivia hanya tersenyum. Ya hanya tersenyum tanpa melakukan apa-apa. Memangnya, apa yang harus ia lakukan?. Berlari menghampiri lelaki itu, sambil berkata "Selamat Pagi Ka Tarra. Have a good day" Hauskah seperti itu? Tidak. Itu semua tidak akan terjadi untuk gadis seperti Sivia. Itu sama saja menjatuhkan harga dirinya. Hah Separah itukah?
Senin, 28 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
maaf ya
part 1 nya aku pending dulu
soalnya nggak bisa copas
padahal udah aku tulis sampe part 2 di pc
Posting Komentar