Selasa, 12 Oktober 2010

sebuah kata maaf

terkadang, kita sering melakukan hal yang bisa membuat diri kita merasa bersalah..

terkadang, kita sering melakukan hal yang menurut kita sudah bener..

tapi, kenapa disaat kita berbuat baik, bersikap baik kepada orang lain tapi orang itu malah bersikap dingin, cuek, dan menganggap kita tidak ada?

terkadang kita harus sadar "perbuatan baik yang kita lakukan sering kali tidak ditanggapi baik oleh orang lain."



"DON'T LOOK THE BOOK BY THE COVER, BUT LOOK THE CONTENTS"

ya walaupun, hal pertama yang di lihat orang itu adalah penampilan, tapi jangan lupakan isinya juga...


berubah itu sulit, tidak semudah ucapan yang keluar dari mulut..

mulutmu harimau mu, sebagian besar yagn telah kau dapat berasal dari mulutmu...


HANYA SEBUAH KATA MAAF YANG DAPAT TERUCAP, HANYA TINDAKAN YANG DAPAT MENJADI BUKTI KETULUSAN MAAF ITU...


SEBUAH KATA MAAF yang selalu terucap, setiap hari, setiap jam, setiap menit.....

Senin, 11 Oktober 2010

Simple Love

Seperti pagi yang tiba membuka hari,
selalu tiada jera tepati janji. Seperti sungai yang setia menjawab serta muara,
membalas dekap hangat sang samudera.
begitu lah wajah cinta tak cukup sejuta kata yang mampu lukiskannya,
begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta di relung jiwa, karna sungguh sederhana HAKIKAT CINTA..
Sedamai embun yang diam di rerumputan, tiada lelah menjaga hingga tiada.
Selayak warna pelangi, yang singgah di pagi dini, seindah itu rasa yang terberi.

(By: Tangga)


***


Apa itu CINTA?

Sebuah pertanyaan dengan beribu jawaban, sebuah kata dengan beribu rasa tapi, mengapa disaat cinta datang setiap orang bergembira, dan disaat cinta itu pergi setiap orang bersedih hati?

***


udara pagi yang terasa menyegarkan jiwa, pagi ini terasa segar sekali, karna hujan yang baru saja pergi, yang hanya meninggalkan embun. Di luar masih tampak sepi, padahal jam sudah menunjukkan pukul 6.00 WIB. Terlihat seorang gadis manis segera membereskan tempat tidurnya, dan segera bergegas mandi untuk ke sekolah nya “SUPERNOVA “. Hari ini Agni datang lebih awal dari biasanya karena, hari ini hari pertama Agni bertugas menjadi Ketua Latdis.
“Agni, kok buru-buru? Kamu nggak makan dulu?” ujar ibu Nisa.
“nggak usah bu, Agni masih kenyang, lagian Agni buru-buru sebelum anak-anak Latdis pada dateng, kan nggak lucu masa’ ketua Latdis telat?” ujar gadis manis ini yang langsung pergi dari panti asuhan itu dan segera mengendarai sepedanya .
Selama 15 menit mengendarai sepeda menuju sekolahnya Akhirnya Agni sampai di sekolahnya, belum banyak yang datang hanya beberapa teman teman Agni yang bertugas untuk membimbing siswa siswi baru untuk Latdis. ketika Agni merasa sudah siap Agni menyuruh teman-temannya berkumpul di ruang 12. IPA 1. kebetulan kelas 11 dan 12 untuk 1 minggu ini tidak belajar dahulu, mereka melaksanakan perlombaan di halaman belakang sekolah.
“baiklah teman teman, kita mendapat amanat untuk melatih siswa- siswi baru agar disiplin, dan dengan adanya Latdis ini kita bisa mengenalkan lingkungan SEVA (SMA SupEr noVA) lebih awal, dan saya selaku ketua Latdis disini mengharapkan ketegasan dari teman teman semua, baiklah saya akan membagi pendamping tiap tiap grup….
Grup Bintang : Riko dan Ray
Grup Pelangi : Irsyad dan Dea
Grup Matahari : Gabriel dan Angel
Grup Bulan : Rio dan Zevana
Dimohon kerja samanya agar kegiatan kita dapat berjalan dengan baik,
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, Selamat Bekerja” ujar Agni sambil meninggalkan ruang itu.
25 menit kemudian bel berbunyi menandakan Latdis segera dimulai, peserta Latdis yaitu anak anak kelas 10 segera berbaris di lapangan upacara. Agni pun segera menuju gerbang sekolah, mungkin saja ada anak kelas 10 yang terlambat. Ternyata dugaan Agni benar, tiga orang anak keluar dari mobil mewah yang segera berlarian menuju Agni. Dengan tatapan tajam Agni menatap anak anak itu satu persatu.
“kalian tau ini jam berapa?” tanya Agni kepada anak anak itu.
Anak anak itu tidak berani menatap mata Agni apalagi menjawab pertanyaan Agni yang bagi mereka suara Agni sudah seperti bom yang mau meledak.
“hey, kalian punya mulut nggak? Kalo ada orang nanya di jawab, anak baru aja udah berlaku nggak sopan, gimana kalo udah beneran masuk.” Ujar Agni dengan suara meninggi.
“maaf kak, tadi kami terjebak macet.” Ujar salah satu anak dengan suara gemetaran.
“siapa suruh bangun kesiangan? Kalian niat nggak sih masuk SEVA? Niat nggak? Kalo niat seharusnya kalian bisa dateng lebih awal. Liat sana temen temen kalian sudah pada baris, mereka aja bisa dateng cepet masa’ kalian nggak bisa?” ujar Agni yang tampang nya sudah menyeramkan.
“nggak ada kak” ujar anak anak itu kompak.
“sekarang kalian tulis di kertas selembar nama nama kalian dan nanti saya akan menindak lanjuti masalah ini” ujar Agni.
Setelah anak anak itu menulis nama mereka, dan salah satu dari mereka memberi kertas itu kepada Agni. Sehabis itu mereka segera berlari menuju lapangan. Dan tiba tiba Agni memanggil anak anak itu.
“hey kalian kemari” ujar Agni.
Anak anak tadi langsung menoleh kebelakang dan segera menghampiri Agni lagi.
“ada apa kak?” ujar anak yang tadi.
“disini ada aturan kalo mau izin, kalian mau ke lapangan kan? Nah kalian harus izin dulu. Begini “SENIOR, KAMI IZIN KELAPANGAN DULU YA” sambil senyum.” Ujar Agni menerangkan kepada anak anak tadi.
“SENIOR KAMI IZIN KELAPANGAN DULU YA” ujar anak anak itu kompak.
“baiklah, tetapi sebagai hukuman kalian jalan kesana dengan jongkok dan tangan di kepala” ujar Agni.
Anak anak itu menurut saja, karna apalah kekuatan seorang junior di banding senior, sekarang senior yang memegang kekuasaan, mau tidak mau sebagai junior haruslah menurut apa kata senior.
“widih cak, ini pasti karna supir lo hampir nabrak kucing jadinya kita sial gini, arghhhhhhhhhh pagi pagi udah kena omelan singa ngamuk” ujar cowok berkulit putih, bermata sipit, yang wajahnya seperti artis artis Korea.
“ah, udahlah Vin dari pada kalian ribut, mending cepetan ke lapangan nanti kita kena omel lagi.” Ujar cewek manis berambut panjang yang di kuncir kepang 1.
“ya elah fy, kalo senior kayak gini. Emang ada junior yang tahan sama omelannya?” ujar Cakka.
Akhirnya mereka sampai di lapangan dan segera memasuki barisan, untuk mengikuti apel pagi. Disana Agni sudah siap untuk menjadi pembina apel.
“selamat pagi semua, salam sejahtera untuk kita semua, selamat datang di SMA SUPER NOVA untuk peserta Latdis. Saya harapkan kalian bisa mematuhi aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya, dan untuk kakak kakak senior selamat menjalankan tugas, sekian dari saya atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih” ujar Agni yang segera mengakhiri apel saat itu.
Dan ternyata ada seorang anak yang terlambat lagi, yang ini parah dari anak anak tadi, setelah apel selesai dia baru datang. Agni yang melihat anak ini langsung memanggilnya.
“hey, anak baru sini kamu” ujar Agni dengan wajah melotot tajam.
“ia kak” jawab gadis ini kemudian menuju ke arah Agni.
“kamu ini, enak banget jam segini baru dateng, lihat temen temen kamu udah mau di bagi kelompok” ujar Agni yang segera memarahi anak ini.
“maaf kak, sebenarnya saya sudah berangkat dari rumah pukul 06.00 rumah saya lumayan jauh kak, terus di tambah macetnya kota Jakarta” ujar gadis ini tertunduk pasrah dengan apa yang akan dilakukan sang senior kepadanya.
“hey siapa yang nyuruh kamu nunduk liat sini, liat mata saya, emang kamu nyari apa dibawah hah? Nyari semut? Siapa nama kamu? Rumah kamu dimana?” ujar Agni yang seperti mau mengintrogasi gadis ini.
“saya mohon maaf banget kak atas hari ini, saya beneran nggak niat untuk telat, nama saya Sivia Azizah, saya tinggal di jalan Kenanga, blok A. No 8 kak” ujar gadis ini.
“hah, kenanga? Blok A. No 8? Kayak tempat tinggal Iyel? Apa ini adik nya iyel? Lagian iyel tadi juga blum dateng?” batin Agni.
‘ya sudah sekarang kamu gabung sama temen kamu sana, tapi jalan jongkok dengan tangan di atas kepala, nanti kamu saya panggil lagi sama temen temen kamu yang telat tadi” ujar Agni menyelesaikan introgasinya dan menuju Ruang pertanggung jawaban Gabriel.
“huh, ini gara gara kak iyel, jadinya aku sampai telat gini, enak kak iyel ga ikut Latdis, malah jadi pembimbing, huahhhhhhhhhh ini lah nasib junior yang selalu salah” batin Sivia.
“hey kamu cepet kesini, ngapain jalan jongkok gitu ngelamain aja, sini cepet kamu mau dibagi kelompok nggak?” ujar salah satu Senior yang sudah siap untuk membagi kelompok Latdis.
Sivia pun bergegas menuju teman temannya.
“oke, setiap kelompok terdiri dari 20 orang anak, setiap kelompok didampingi oleh 2 orang pendamping senior…..
Kelompok Bintang yang terdiri dari:
1. Alyssa Saufika Umari
2. Ashilla Zahrantiara
3. Alvin Jonathan Sindhunata
4. Cakka Kawekas Nuraga
20. Sivia Azizah ……
yang akan di dampingi oleh senior Gabriel dan Angel.

Kelompok Pelangi yang terdiri dari
1. Ahmad Fauzi Adriansyah
2. Raissa Arif
3. Raja Sion
4. Siti Nur Qamariah
20. Zahra Damariva ……..
yang akan didampingi oleh senior Irsyad dan Dea

Kelompok Matahari yang terdiri dari :
1. Gita Tobing
2. Irva
3. Anak Agung Deva Ekada Putra
4. RIzky
20. Daud ………..
Yang akan didampingi oleh senior Riko Anggara dan Ray

Kelompok Bulan yang terdiri dari :
1. Septian
2. Oik
3. Debo
4. Nova Sinaga
20. Patton……….
Yang akan didampingi oleh senior Zevana Arga dan Mario Stevano Aditya Haling.

Baiklah itu lah kelompok kalian, saya harap kalian bisa menikuti latdis ini dengan baik” sambung senior.

Semua murid sibuk mencari teman teman satu kelompoknya, dan mencari ruangnya.

“ya sudah kakak gue lagi, ampun deh nggak dirumah di tempet les, dimana mana ketemu dia mulu, bosennnn tau” batin Sivia yang sudah terlihat bad mood setelah ia tau bahwa kakak nya menjadi pendamping kelompok nya ‘Gabriel Steven Damanik’.

Anak anak mengikuti latdis dengan baik, mereka disuruh LBB
(Latihan Baris Berbaris) di lapangan upacara dengan sinar matahari yang terik, tapi bagi anak anak itu bila mereka menyerah maka itu sama saja akan mempermalukan senior pendamping mereka, dan bila itu terjadi senior mereka akan marah dan menghukum mereka.
Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB ini saat nya untuk ISHOMA, dimana anak anak beristirahat untuk sholat, kemudian dilanjutkan dengan makan siang di ruang makan.
Seperti apa yang di ucapkan Agni tadi anak anak yang terlambat setelah sholat Dzuhur menghadapnya di ruang rapat. Alvin, Cakka, dan Ify pergi menuju ruang rapat, kemudian mereka bertemu Sivia.
“hey, kamu telat juga ya?” sapa Ify
“iya” ujar Sivia yang sudah kecapekan dengan LBB tadi.
“nama kamu siapa?” ujar Ify lagi.
“Sivia, kamu?” ujar Sivia yang merasa kepalanya sedikit pusing.
“aku Ify, ini Avin, ini Cakka, mereka sepupu ku.” Ujar Ify sambil menunjukkan senyum persahabatan kepada Sivia.
“hey, lo berdua malah keasikan ngobrol, tu udah di tunggu di dalem” ujar Alvin yang sedikit bad mood karna harus berhadapan lagi dengan Agni.
Akhirnya mereka berempat menemui Agni.Ternyata Agni sudah duduk di kursinya dan di hadapannya sudah ada 4 kursi kosong yang sudah di siapkannya.
“ayo duduk” ujar Agni singkat tetapi wajahnya masih sama seperti pertama kali anak anak ini menjumpai Agni.
“kalian baru masuk sudah terlambat, apalagi sudah beneran masuk? Ingat SEVA tidak menerima anak anak yang tidak disiplin, meski pun kalian sepintar apa pun. Sebagai hukuman kalian harus mencari kemudian meminta tanda tangan senior yang bernama “Gabriel Steven Damanik, Raynald Prasetya, Riko Anggara, dan Fakhrul Irsyad” segera.” Ujar Agni.
“Permisi senior kami izin keluar” uajr mereka kompak.
Akhirnya mereka keluar ruangan itu dan berdiskusi bagaimana mencara menemukan dan mendapatkan tanda tangan senior, jangan kan mendapatkan tanda tangan senior, senior saja mereka tidak kenal.
“saya tau Gabriel, tapi saya tidak tau dimana ruang pertanggung jawabannya” ujar Sivia.
“eh, bentar bukannya ka Gabriel itu pendamping kita ya? Dan kita itu kan kelompok Bintang.” Ujar Ify kembali mengingat.
“tapi, kita kan belum dikasih tau dimana ruang kelompok bintang?” sahut Cakka.
“itu sih gampang, kita kan kelompok bintang, tinggal kita cari aja kelas yang pintu bahkan ruang kelasnya banyak bintang bintang” ujar Alvin mengajukan pendapat.
“ya bener tu, ayo kita cari” ujar Ify memimpin barisan itu.
Ruang demi ruang mereka lewati sekitar hampir 10 menit mereka berkeliling mencari ruangan itu tapi, setiap ruangan yang mereka lihat semuanya tidak ada petunjuk. Sampai akhirnya mereka sampai di depan sebuah jalan kecil dimana ada tulisan yang bertuliskan “WELCOME TO SUPERNOVA HIGH SCHOOL”. Mereka pun melewati jalan ini sampai akhirnya mereka melihat 4 buah ruangan yang saling berhadapan dengan jarak kira kira 200 meter yang terdapat pohon kecil di tengah tegah lapngannya. Mereka mengamati ruangan itu tak perlu lama lama akhirnya mereka menemukan ruangan yang dimaksud. Sebuah ruangan yang didepan pintunya sudah ada sebuah gambar bintang yang besar dengan bertuliskan “WELCOME TO STAR GROUP” mereka pun mengetuk pintu itu dan mengucapkan “Permisi senior kami izin masuk.” Dan senior yang didalam ruangan itu mempersihlahkan mereka masuk. Para senior di ruangan ini sudah mendapatkan info dari Agni bahwa akan ada 4 orang siswa baru yang akan duluan sampai ketempat ini.
“ngapain kalian disini? Bukannya ini waktu kalian ISHOMA?” ujar salah satu senior itu.
“maaf ka, kami tadi terlambat datang, sehingga ka Agni memerintahkan kami mencari senior senior dan meminta tanda tangan nya.” Ujar Sivia.
“oh, kamu terlambat kenapa?” ujar senior yang ternyata adalah Gabriel.
“maaf kak, tadi saya lama menunggu kakak saya yang mandi nya saja udah hampir 30 menit di tambah lagi kota Jakarta yang macet.” Ujar Sivia meledek Gabriel.
“oh, jadi kamu nyalahin kakak kamu ya? Seharusnya kamu pergi sendiri kalo kakak kamu lama” ujar Gabriel yang mencoba membela diri.
“maaf kak, kata mama saya, saya harus pergi pulang sama kakak saya.” Ujar Sivia yang tak mau kalah.
“emang umur kamu berapa? Kalo sudah SMA berarti kamu sudah dewasa” ujar Gabriel yang semakin menguji kesabaran adiknya itu.
“14 tahun kak, tapi ucapan mama harus diturutin, kan maksud mama baik,” ujar Sivia yang tambah bad mood dengan ucapan kakaknya itu.
“oh…. Kalo mama kamu nyuruh kamu makan terong gimana? Kan maksud mama kamu baik?’ uajr Gabriel.
“nggak, nggak mau terong, ikh kak iyel jahat banget sih, masak ngungkit ngungkit terong. Kakak tu ntar aku kasih kucing mau?” ujar Sivia yang tak tahan lagi dan langsung meluapkan emosinya.
Ify, Alvin,dan Cakka pun heran mendengar percakapan mereka, seperti mengenal satu sama lain, dan ditambah Sivia tidak menahan emosinya lagi.
“ya udah kok ngambek gitu sih? Ayo ntar nggak kakak kasih tanda tangan loh” ujar Gabriel menggoda Sivia.
“ayo dong vi jangan ngambek, ntar kita kena omel bom atom lagi” ujar Alvin yang keceplosan.
“ya udah mana sini kertas kalian kakak tanda tanganin.” Ujar Gabriel yang tidak mengubris perkataan Alvin tadi.
Akhirnya mereka memberikan kertas yang akan ditanda tangani senior. Mereka telah menemukan Gabriel dan misi selanjutnya nya yaitu menemukan Raynald Prasetya dan Riko anggara yang telah mereka ketahui bahwa senior tersebut mendampingi kelompok matahari. Sesampainya di depan ruang kelompok matahari, terdapat tulisan yg sama seperti di ruang bintang sebelumnya yaitu tulisan “WELCOME TO SUNSEAT GROUP”. Karna tidak ada yang mengenal salah satu senior tersebut akhirnya mereka pasrah dengan apa yang akan terjadi didalam. Tiba tiba hape Sivia bergetar
“drttttttttttttttttttttttttttttttttt”
One message …
From : kakak bawel
Terong, raynald itu badannya kecil trus rambutnya gondrong
Kalo Riko anaknya tinggi, item

To : kakak bawel
Iya kakak bawel :P
Makasih :P

“tunggu gue tau yang namanya Raynald anak nya kecil gondrong, kalo Riko ananknya tinggi item” ujar Sivia berbisik sepelan mungkin kepada teman temannya.
“oke” jawab Cakka.

“permisi senior izin masuk” ujar mereka serentak.
“silahkan” ujar salah satu senior yang berbadan mungil dan berambut gondrong.
“permisi kak Ray, kami mau minta tanda tangan kakak sama kak Riko.” UJAR Alvin dengan tenang.
“emang nama saya Ray apa?” ujar RAY mencoba menguji anak anak ini.
“iya, nama kakak Raynald Prasetya pendamping SUNSEAT.” Ujar Ify.
“tau dari mana? Emang kita pernah ketemu dimana? Perasaan saya nggak pernah ketemu kalian? Apa saya seterkenal itu ya?” ujar Ray yang mencoba menguji kesabaran anak anak ini dan sedikit narsis.
“tau dari senior Gabriel kak, kalo ketemu sepertinya baru kali ini” ujar Sivia yang mencoba jujur.
“oh, tau apa lagi mengenai saya?” ujar Ray lagi.
“baru itu saja kak” ujar Ify menambahkan.
“ok, kalau begitu kalian keliling lapangan 2 kali habis itu kemari lagi.” Ujar Ray yang memberikan petunjuk kepada anak anak ini apa jabatan dia di sekolah ini.
Akhirnya Alvin, Sivia, Ify, dan Cakka keliling lapangan 2 kali kemudian Sivia teringat perkataan kakak nya bahwa ia harus mengetahui semua jabatan senior senior di sekolah ini. Dan Sivia teringat perkataan kakaknya bahwa Ray menjabat ketua PRAMUKA yang akan menghukum siapapun yang datang telat dengan berlari keliling lapangan.
“hey, gue tau kak Ray itu menjabat ketua Pramuka SEVA” ujar Sivia perlahan memberi tahu temannya yang lain.

****


Segini dulu ya, ntar aku lanjutin :)
udah melem :)
night all :)

Sabtu, 09 Oktober 2010

Writing :)

aku suka banget yang namanya tulis menulis...
sebenernya sih sejak SMA ini aku mulai suka...
dengan menulis aku bisa menyampaikan perasaanku
menulis itu asik loh, kita bisa menyampaikan semua perasaan kita entah sedih, seneng, atau apalah...
aku sering nulis cerpen idola cilik
cerpen pertama judulnya Senyummu Mengalihkan duniaku
cerpen kedua judulnya Senja Di Ufuk Barat
cerpen ketiga judulnya Kekuatan Sebuah Impian
dan cerbung pertamaku judunya Cinta pertamaku pacar pertamamu :)

check it
http://www.facebook.com/home.php#!/notes.php?id=100000618520590

di SMA ini aku ikutan ekskul KIR bareng sahabat aku Wines
guru pembimbing kami Sir Alen

kami diajarin cara nulis ilmiah yang bener
kami sih baru 4/5 pertemuan..
maklumlah, aku kan baru ,masuk SMA ...:)

Jumat, 17 September 2010

Lee Min Ho 이민호

oke, lee min ho is one of my Idol..
I very like him so much...
I watch him, when he was playing in Drama Korea "Boys Before Flowers"
Before He played in Boys Before Flowers, He was played in Secret Campus..
Oke, I and others Minoz called him OPPA MIN HO..
you know, oppa is Brother...
Minoz is a call for who was like Min Ho..
Oppa min ho played in Boys Before Flowers as Gu Jun Pyo..
Gu Jun Pyo is the most rich in his school..
and you know, Shinwa (Jun Pyo's School) is Jun Pyo Family's
Jun Pyo have 3 friendship they are also called F4..
oke it's the biodata of Lee Min Ho

Name : Lee Min Ho
Date of Birthday : 22 Juny 1987
Height :187 cm
Weight :68 kg
Drama :Secret Campus
Run Mackerel
I am Sam
I don't know it well, either
Boys Before Flowers
Personal Taste
blood : A
zodiak : cancer
School : Namseung Seoul Elementary School
Banpo Seoul Junior High School
Danggo Seoul Senior High School
Universitas Konkuk jurusan film
Colour : Black, White, and grey
when he was a kid he wanna be a player soccer
his favorite player soccer is David Bechkam
motto : be a better
ambition : actor Hollywood
favorite Aktor: Kim Su Ro, Seul Gyeong Gu, Leonardo Dicaprio, Edward Norton
hobby : playing soccer, playing games, watching movies



copas from http://minoz-indonesia.com/profil-lee-min-ho/

Kamis, 09 September 2010

senja di ufuk barat

“rasanya aku ingin menjerit sekeras kerasnya, rasanya ingin ku tenggelamkan diriku, rasanya dunia ini tidak memihak kepadaku, knapa tuhan, knapa kau berikan cobaan seberat ini untukku? Apa kehidupanku tak berhak di dampingi nya?” batin Sivia yang dari kemarin itu saja di pikirannya.
Rasanya baru kemarin dia merasakan kebahagian tetapi secepat itukah Tuhan mengambil kebahagian darinya? Bunda, hanya bunda yang ia punya didunia ini, bunda yang selama 13 tahun menjaganya, bunda yang selalu mendoakannya, bunda yang selalu memberikan motivasi dikehidupannya hingga ia dikenal setegar batu karang oleh teman temannya, tetapi skarang batu itu tidak sekuat itu ketika ia kehilangan bundanya.
“Via, ayo dong sayang keluar. Bunda pasti sedih melihat Via seperti ini.” Ujar nenek penuh kelembutan dari balik pintu.
Via hanya diam seribu bahasa, dari kemarin dia hanya duduk termenung di meja belajarnya memandangi foto fotonya bersama sang bunda. Setelah kemarin Sivia, Nenek, Kakek, dan para pelayat lain melepaskan kepergian bunda. Semua penuh kesedihan terutama Sivia walaupun dia tidak meneteskan air mata setetes pun tetapi sangat terlihat kesedihan, kekecewaan yang begitu besar di wajahnya. Wajahnya yang dulu tampak slalu ceria skarang berubah.
Akhirnya nenek dan kakek memutuskan untuk tinggal di Malang menemani Sivia karna kalau Sivia tinggal di Bandung bersama mereka pasti Sivia akan sangat berat meninggalkan Malang yang penuh dengan kenangan bahagia bersama sang bunda. Akhirnya kakek memutuskan untuk masuk ke kamar Sivia dan memberikan nasehat.
“Via, kakek tau apa yang Via rasakan skarang, hidup ini seperti roda yang terus berputar, tak selamanya kita merasakan kebahagiaan, begitupun sebaliknya. Kakek maklumi keadaan Via skarang tapi Via jangan terbawa perasaan sedih terus. Sini ikut kakek kalau tidak salah di sekitar sini ada tempat yang indah sekali.” Ujar kakek.
Kakek dan Sivia pergi menuju suatu puncak perbukitan, perjalanan mereka hanya 15 menit dengan berjalan kaki, karna tempatnya penuh dengan rerumputan dan hanya ada jalan kecil yang sudah di rumputi. Sepanjang perjalanan Sivia hanya diam dan mengikuti kakeknya tanpa melihat daerah sekelilingnya.
“baiklah via ini dia skarang tepat pukul 5 sore coba lihat kesana” ujar kakek.
Sivia pun melihat kedepan, cahaya senja yang begitu indah didepannya. Tetapi Via hanya tersenyum kecil melihat nya, walaupun hanya tersenyum kecil, tapi itu merupakan sebuah harapan bagi sang kakek.
“Via boleh kapan pun pergi kesini, Via juga boleh teriak sekeras kerasnya karna perumahan penduduk agak jauh dari sini” ujar kakek.
“bener kek?” ujar Via yang dari kemarin ingin teriak untuk melepaskan kesedihannya.
“iya skarang kamu triak yang sekencang kencangnya, kakek akan pulang duluan” ujar kakek sambil berlalu pergi.
Setelah 5 menit kakek pergi……………………………………………….
“TUHAN KNAPA KAU AMBIL BUNDAKU?, KNAPA KAU MENGAMBIL DIA SECEPAT INI? KNAPA TUHAN? APA DOSA YANG AKU PERBUAT KEPADANYA?” teriak Via sekencang kencangnya sampai sampai suaranya serak, kakek yang berjalan sudah sampai batas perbukitan dengan permukiman mendengar suara Via walaupun tak begitu jelas apa yang Sivia katakan.
“uhuuuuk uhuuuk uhuuuk….. perasaanku udah lumayan lega” ujar via.
Tak lama setelah itu Via mendapat telfon dari neneknya bahwa ia harus pulang karna kakeknya lagi kritis, tiba tiba jantung kakeknya melemah sewaktu diperjalanan pulang. Via pun bergegas berlari meninggalkan puncak bukit itu dan sesampainya di rumah kakek sudah sangat kritis, tetapi kakek sempat berbicara kepada Via..
“Via kamu tidak usah sedih lagi, kamu harus menjadi Via yang tegar dan berbuat kebaikan kepada smua orang, ……. ASHADU ALLAH ILLAH HA’ILLAW LAH WAAS HADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH” ucapan terakhir kakek.
Via pun tak bisa membendung kesedihannya ia menangis sekeras kerasnya, semua tetangga di sekitar rumah mendatangi rumahnya. Sivia kini sangat terpukul baru kemarin dia kehilangan sang bunda dan skarang ditambah kepergi sang kakek.
Keesokan harinya Sivia, Nenek, Saudara, dan para tetangga mengantarkan Kakek ke tempat peristirahatan terakhirnya, ketika smua nya berjalan pulang, Sivia masih duduk disamping makam sang kakek.
“Via, ayo kita pulang bentar lagi hujan nanti kamu kehujanan disini” ujar nenek lembut.
“nenek pulang saja duluan, Via masih ingin disini nek” ujar Via yang suaranya terdengar habis menangis.
“ya sudah jangan lama lama ya” tambah nenek kemudian pulang.
Kini disana tinggal Sivia sendiri memandangi makam sang Kakek yang tepat berada di samping makam sang bunda.
“knapa kek, knapa kakek harus pergi secepat ini, kakek baru dateng, knapa kakek harus pergi, skarang tinggal Via dan Nenek, knapa kakek tega buad Via makin merasa bersalah?” ujar Via terdengar sangat sendih.
Langit semakin gelap pertanda akan segera turun hujan tapi, Sivia tidak memperdulikan smua itu, dia masih bentah disana. Hujan akhirnya turun dengan deras tapi Sivia tidak bergerak untuk mencari tempat untuk berteduh 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, dan pada menit ke5 ada seseorang yang memayungii Sivia, anak memakai pakaian serba hitam pertanda ia habis dari pemakaman juga.
“hei, apa yang lo lakuin disini? Ini hujan. Nanti lo sakit” ujar anak laki laki itu.
“apa urusan sama lo, pergi lo dari sini, gue nggak butuh payung lo, pergi lo” ujar Sivia sambil mendorong anak laki laki itu.
Sivia berlari menuju perbukitan yang kemarin ditunjukan sang kakek, tanpa Sivia sadari anak laki laki yang ada di pemakaman tadi mengikutinya dari belakang. Hujan pun berhenti ketika Sivia sampai di atas perbukitan, anak laki laki tadi masih mengikuti Sivia. Tiba tiba pelangi muncul dan terlihat indah dengan warna warni yang tampak jelas terlihat. Anak laki laki tadi masih berdiri di belakang pohon dibelakang Sivia, dia masih menunggu Sivia disana. Entah mengapa dia tidak mau beranjak dari tempatnya berdiri. Tak lama setelah itu senja tiba dan masih terlihat indah meski tadi habis hujan. Anak laki laki tadi melihat Sivia tersenyum melihat senja itu. Setelah selesai menenangkan pikirannya di atas perbukitan Sivia beranjak pulang dengan baju basah kuyup. Anak laki laki tadi heran melihat Sivia yang tersenyum melihat senja, dan tak bisa ia pungkiri senja tadi memang begitu indah, dan Anak laki laki itu menjuluki Sivia dengan Senja di Ufuk Barat.
Sesampainya dirumah, nenek terlihat cemas dengan keadaan Sivia yang basah kuyup tapi, ketika nenek bicara Sivia hanya berlalu pergi menuju kamarnya.
“Via kok basah kuyup begini? Via nggak berteduh?” ujar nenek.
Keesokan paginya Sivia bersiap siap berangkat ke sekolah tadi dia bangun kesiangan.
“Via mau nenek cariin ojek?” ujar nenek.
“nggak usah nek Via naik bis aja” ujar Sivia dan berlalu pergi.
Tidak biasanya Sivia tidak mengucapkan salam dan berpamitan, sehabis sarapan dia langsung menuju halte bis yang berada di dekat rumahnya. Sesampainya disekolah ternyata Sivia benar benar terlambat, dia di hukum hormat di tiang bendera. Tanpa Sivia sadari dan dengan tidak sengaja anak laki laki yang kemarin mengikuti Sivia ke perbukitan melihat Sivia yang sedang di hukum.
“itukan Senja di Ufuk Barat? Rupanya dia sekolah disini, ngapain dia berdiri disana?” ujar anak laki laki itu.
“Alvin, ngapain kamu berdiri disana ayo masuk, kamu kan murid baru.” Ujar Bu Ira kepada anak laki laki itu dan ternyata namanya Alvin.
“oh, baiklah bu. Bu kalau boleh saya tahu anak perempuan yang lagi berdiri disana siapa?” ujar Alvin sambil menunjuk Sivia.
“itu Sivia dia teman sekelas kamu juga, tapi dia sedang di hukum karna terlambat datang. Ini pertama kalinya dia terlambat datang” ujar Bu Ira.
Alvin pun tiba di kelas nya, disana dia memperkenalkan dirinya, anak anak cewek disana pada terpesona melihat Alvin, tanpa terkecuali.
“baiklah Alvin kamu duduk di depan bersama Sivia ya” ujar Bu Ira.
“Baik bu” ujar Alvin dan pergi menuju tempat duduknya.
Pelajaran pertama selesai, yang menandakan hukuman Sivia selesai. Sivia berjalan menuju kelasnya dengan wajah lesu. Via masuk saja kedalam kelas tanpa mengucapkan salam.
“ Sivia kemari sebentar” ujar Bu Ira.
“ada apa bu?” ujar Sivia.
“kamu tadi lupa mengucapkan salam ya? Oh ya skarang kamu duduk bersama Alvin ya!” Peritah Bu Ira.
“baik bu” ujar Via yang lansung duduk di bangkunya, tanpa melihat sosok seorang Alvin.
Bel istirahat pun berbunyi semua anak keluar kelas. ketika berada di luar kelas Alvin mencoba untuk menegur Sivia.
“hey lo Sivia kan?” ujar Alvin yang menghalangi Sivia.
“iya lo kan udah tau, skarang lo minggir dari hadapan gue” ujar Sivia sambil mendorong Alvin, tapi sayangnya Alvin tetap berada di hadapan Sivia.
“Eitsssssss lo masih inget gue nggak? Gue yang di pemakaman kemarin?Ngomong ngomong siapa lo yang meninggal?” ujar ALVIN.
“BUKAN URUSAN LO” ujar Sivia.
Tapi, Alvin masih tetap bertahan. Sampai akhirnya Rio datang.
“hey lo siapa? Ngapain lo ngangguin cewek gue?” ujar Rio.
“enak aja lo pacar gue, hey lo ngaca dong. Lo itu udah gue tolak 5 kali jadi lo nggak usah ngaku ngaku lo pacar gue. Gue nggak sudih punya pacar kayak preman pasar.” Ujar Sivia to the point.
Rio sangat terkejut mendengar perkataan Sivia barusan. Sivia yang Rio kenal selama ini adalah Sivia yang penuh dengan kelembutan, tidak pernah kasar terhadap orang, bahkan tidak pernah memaki orang seperti yang Sivia katakan tadi.
“Viaa ini bener kamu kan SIVIA AZIZAH?” ujar Rio tidak percaya.
“ya iyalah ini gue, lo nggak punya mata ya? Minggir lo berdua.” Ujar Sivia yang pergi meninggalkan Alvin dan Rio.
“nggak mungkin Sivia berubah secepat ini? Ini pasti gara gara lo.” Ujar Rio sinis kepada Alvin.
“enak aja lo nuduh gue sembarangan, dari kemarin dia emang kayak gitu.” Ujar Alvin.
“kemaren?” ujar Rio heran.
“kemaren gue ketemu ma dia dipemakaman” ujar Alvin.
“pemakaman? Apa mungkin ini smua karna kepergian bunda sama kakeknya?” ujar Rio merasa sedih melihat keadaan Sivia skarang.
“jadi kemarin itu makam bunda sama kakeknya?” ujar Alvin, tapii sayang nya Rio langsung pergi meninggalkan Alvin.
Tak lama setelah itu Shilla menghampiri Alvin.
“hay lo Alvin kan murid baru tadi?” uajr Shilla yang mulai cari perhatian.
“iya emang ada masalah?” uajr Alvin yang udah badmood.
“enggak kok Vin, gue Cuma mau kenalan aja ma lo. Nama gue Ashilla Zahrantiara panggil aja Shilla,” ujar Shilla yang semakin menjadi jadi.
“oh, shilla ya. Sorry gue lagi ada keperluan. Gue tinggal dulu ya” ujar Alvin yang pergi begitu saja.
Sementara itu di kelas Ify mendekati Sivia.
“hay Via, kamu udah ngerjain peer matematik kan? Dan thanks ya udah ngajarin aku rumusnya waktu itu.” Ujar Ify.
“emang ada peer matematik ya. Ya udah berhubung lo udah selesei dan gue belum lo aja yang ngerjaain peer gue ya. Gue lagi sibuk” uajr Sivia cuek.
“kamu belum? Tumben Vi?” ujar Ify heran.
“iya emang knapa kalau gue blum? Namanya manusia pasti pernah salah. Kalo lo nggak mau nggak usah banyak omong deh, nyadar dong walaupun lo ngerjain peer sebanyak apa pun toh masih pinteran gue dibanding lo.” Ujar Sivia kasar.
“Via kok kamu ngomongnya kayak gitu, jahat kamu Siv” ujar Ify yang langsung pergi meninggalkan Sivia di dalam kelas.
Sewaktu di jalan Ify bertabrakan dengan Rio.
“aduh” rintih Ify kesakitan.
“Ify ngapain lo lari lari sambil nangis gitu?” ujar Rio heran.
“Sivia udah berubah yo, nggak kayak Sivia yang aku kenal dulu” ujar Ify yang terisak isak.
“lo bener Fy, Sivia udah berubah. Dia nggak kayak duluu yang slalu ceria dan lemah lembut, skarang dia kasar banget” ujar Rio yang ikutan sedih dan kecewa.
“nanti coba deh kita ngomong lagi sama Via ya” ujar Rio yang berusaha tegar.
“iya yo” ujar Ify yang mengusap air matanya.
Bel masuk kelas terdengar saatnya anak anak masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran berikutnya.
“anak anak kumpulkan peer Matematika kalian” ujar pak Duta.
Semua anak mengumpulkan tugas nya masing masing kecuali Alvin dan Sivia.
“Sivia mana tugas mu? Dan anak yang disamping Sivia nanti kamu kerjakan tugas ini di depan kelas” ujar pak Duta.
“maaf pak saya tidak mengerjakan tugas” ujar Sivia.
“knapa?” ujar pak Duta.
“untuk apa ada tugas rumah pak yang nyatanya masih banyak anak yang mengerjakan tugasnya disekolah.” Ujar Sivia.
“siapa yang mengerjakan tugas disekolah?” tanya pak duta yang raut wajahnya yang seperti singa mau memangsa orang.
“Shilla dan Keke pak” ujar Sivia to the point.
“Shilla dan Keke maju kedepan dan kamu Sivia jangan merasa pintar, kepintaran hanya titipan Allah, jika kamu tidak pernah mengasah otak mu maka niscaya kepintaranmu akan hilang seketika. Dan jika kamu sudah merasa pintar melebihi bapak knapa kamu masih mau sekolah?” ujar pak Duta yang gayanya sudah seperti ustad yang mau ceramah.
Sivia hanya diam, dan Sivia disuruh mengerjakan soal matematik didepan kelas bergantian dengan Alvin, Shilla, dan Keke. Tapi sayangnya Sivia lupa bagaimana cara mengerjakan soal itu. Dan pada saat itu juga pak Duta mengadakan Ulangan. Sivia binggung mau menjawab apa dan dia mencoba mencari jalan lain yaitu mencontek.
“Sivia apa yang kamu lakukan? Skarang kamu pergi ke ruang BK SEKARANG” ujar pak Duta yang terlihat marah dengan perlakuan Sivia saat itu.
Akhirnya Sivia pergi ke ruang BK dan bu Romy yang sedang bertugas pada hari itu.
“Sivia knapa kamu melakukan perbuatan tidak terpuji itu?” ujar Bu Romy.
“bu saya sangat sulit menjalankan kehidupan saya skarang ini. Saya merasa terbebani sejak kepergian Bunda dan Kakek saya. Apa yang harus saya lakukan bu? Bunda yang slama ini mensupport saya kini tidak ada lagi. Kakek yang baru saja dekat dengan saya juga pergi bu? Tidak ada yang mengerti saya. Orang orang tidak mengerti keadaan saya.” Ujar Sivia sambil mengis.
“skarang kamu tenangkan dirimu dulu, cobalah untuk ikhlas, karna menunda keikhlasan sama dengan melanjutkan kegelisahaan. Dan ingatlah firman Allah semua yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahaan. Skarang kamu renungkan apa yang ibu ucapkan dan skarang kamu boleh kembali kekelasmu.” Ujar bu Romy.
Bel pun berbunyi menandakan akhir pelajaran untuk hari ini, tadi sivia sudah menghubungi neneknya karna Sivia ada keperluan. Sivia berjalan menuju perbukitan, sedangkan Alvin mengikuti Sivia dari belakang, termasuk Rio dan Ify. Berjam jam Sivia duduk disana memandangi apa yang ada didepannya. Ia teringat perkataan terakhir kakek nya bahwa ia harus berbuat baik dan tegar menghadapi hidupnya. Dan saat itu juga ia tersadar akan semua kesalahannya kepada teman teman nya Rio, Ify, dan Alvin.
“TUHAN JIKA KAU MEMBERIKAN AKU KESEMPATAN KEDUA AKU AKAN MENGULANGNYA DARI AWAL, AKU AKAN SEPERTI DULU LAGI, SEPERTI SIVIA NYA BUNDA, AKU AKAN MINTA MAAF KEPADA RIO, IFY, DAN ALVIN” teriak Sivia.
Dan dengan reflex Alvin, Rio, dan Ify menjawab nya.
“kita udah maafin lo Vi, lo jangan berubah lagi ya Vi” ujar mereka bersamaan.
“kalian?” ujar Sivia kaget karna teman temannya ternyata dari tadi mengikutinya.
“mmafin kita Siv, kita tau kita salah ngikutin lo, tapi jujur gue penasaran banget sama lo sejak di pemakaman kemarin, dan gue juga baru tau ternyata ada RiFy disini.” Ujar Alvin yang coba menjelaskan.
“bener Siv, kita ini t emen kamu, kalo kamu ada masalah cerita sama kita kita, dan lagi kamu mendapat bonus tuh si Alvin, yang mau jadi temen curhat mu.” Ujar Ify yang mencoba usil.
“eitsssssss ada gue juga dong. Kita udah maafin kesalahan lo Via, kita masih mau jadi temen lo. Kejadian tadi buat gue sadar kalo persahabatan itu pasti jauh lebih mengasyikan dibanding pacaran.” Ujar Rio.
“dan lagi kan rasullullah tidak mengajarkan yang namanya pacaran. Lagian masih bau kencur kok udah mau pacarpacaran, kita boleh suka sama orang, dan itu wajar banget tapi, kalo pacaran pikir pikir dulu deh” ujar Ify.
“hmmmmmmm bilang nggak ya? Bilang aja deh. Rio sayoung sebenernya si Ify itu suka ma kamu dari dulu, tapi dia nggak berani ngomong” ujar Sivia.
“nggak yo enggak, Siviaaaaaaaa” ujar Ify cemberut.
“hehehe… ternyata masih ada ya yang mau dengan preman pasar kayak gue” ujar Rio senyum malu malu.
“ikh Sivia buat malu ni” ujar Ify yang muka nya merah seperti tomat.
“nggak apa dong biar Rio tu nggak ngejer ngejer aku lagi emang aku artis apa pake di kejer kejer segala.” Ujar Sivia yang memulai candaannya.
“jiah sok cantik deh” ujar Rio.
“hey gue boleh ikutan kan” ujar Alvin.
“ngikut apa Vin, maaf ya pintu surganya udah di tutup.” Ujar Sivia.
“huh pintu surga? Tu didepan lo pintu surga” ujar Alvin sambil menunjuk senja didepannya.
“HAHAHA gokil lo semua, gue suka gaya lo” ujar Rio yang makin terbahak bahak mendengarkan ucapan para sahabatnya.
“hey, ternyata ada ya tempat seindah ini di Malang. Nama bukit ini apa dong, biar keren ksih nama kek” ujar Ify.
“SENJA DI UFUK BARAT aja ya” ujar Alvin serius.
“kerennnnnnnn tuh” ujar Rio.
Akhirnya mereka menghabiskan waktu disana bercanda tawa, tidak nampak kesedihan disana yang ada hanya candaan dari mereka yang silih berganti. Mereka selalu datang ke bukit ini, memandangi senja yang slalu indah di sore hari.
THE END :)

Gimana cerpennya?? I hope you like it :). Maaf bila ada perkataan yang kurang berkenan dihati para Sivia Holics, Alvinoszta, Rise, IFC, maupun Shivers. Saya tekan kan lagi ini hanya sebuah cerita. Jangan diambil yang jelek nya tapi ambillah makna hidup dari sebuah cerita, jikalau itu ada pesan moralnya.
Thanks sudah baca >>>>>>>
Give komen ya temen temen :)

Kekuatan Sebuah Impian

Impian adalah sebuah keinginan yang terdapat pada diri seseorang. Sekecil apa pun impian seseorang jika tidak dilakukan dengan sungguh sungguh maka impian tersebut tidak akan tercapai, dan walaupun sebesar apapun impian seseorang yang terkesan SO IMPOSIBBLE tuk di wujudkan tetapi orang itu tidak pernah menyerah dengan keadaan maka orang itu akan mendapatkan impiannya. Begitupun gue, gue punya sejuta impian di benak gue. Ya walau terkesan sulit bagi orang, tapi bagi gue itu nggak sesulit yang dibayangkan orang lain. Karna orang yang impian nya belum tercapai itu hanya soal waktu, mereka mudah menyerah dengan keadaan. Sesulit apapun kita, kita tidak boleh menyerah dengan keaadaan kita, justru keaadaan itulah yang sebaiknya jadi motivasi kita kedepan. Itulah sedikit cerita dari gue.
pagi yang sejuk, gue hirup udara pagi di luar jendela kamar, bunga bunga mawar yang ditanam mama bermekaran dan mengeluarkan aroma semerbak. Mama hoby banget sama yang namanya bercocok tanam tak heran di sekeliling rumah di penuhi berbagai macam bunga.
“Alvin buruan lo mau sekolah nggak?” ujar seseorang di depan kamar Alvin.
“eh, bentar dong kak” ujar gue.
“vin, lo gue tunggu di depan ya, papa udah nunggu” ujar orang itu dan itu lah kakak gue.
Sementara itu..
“syad, mana Alvin?” ujar papa.
“Alvin, lagi beres beres pa” ujar Irsyad.
Tak lama setelah itu gue pun siap, dan sebelumnya gue dan kakak gue pamit sama mama.
Terkadang gue bersyukur banget punya mama, papa, kakak, sobat-sobat tersayang gue, dan terutama dan yang paling utama kakak gue Irsyad. Kalian pasti heran dengan ini semua, kalian pasti ngomong apa iya kami ini bersaudara? Jawabannya iya, kami memang bersaudara tapi saudara tiri. Walaupun begitu Irshad sudah gue anggap kakak kandung gue, dia selalu ada buat gue, bukan sekedar kakak Irsyad sudah kayak sobat bagi gue, dia selalu support gue. Memang banyak perbedaan diantara kami, salah satunya agama, gue yang ngikut mama gue beragama kristen, sedangkan Irsyad ngikutin papa beragama Islam. Gue ma Irsyad di pertemukan 10 tahun yang lalu oleh mama dan papa, ya mama dan papa kita menikah sejak 10 tahun yang lalu saat gue dan Irsyad berumur 3 tahun. Sebenarnya papa gue sudah meninggal sejak umur gue 10 bulan, sedangkan Irsyad sudah tinggal mamanya sejak dia berumur 2 tahun. Mama gue dan papa Irsyad adalah temen lama, mereka dipertemukan kembali sejak 11 tahun yang lalu saat mama Irsyad meninggal, mungkin inilah takdir buat kami. Walau kami memiliki kepercayaan yang berbeda tapi, itu bukan lah penghalang, justru kami jadi semakin dekat, misalnya saja sejak umur gue 5 tahun gue udah ngikutin Irsyad puasa bareng papa dan mama, walau puasa gue kadang bolong tapi, setidaknya gue udah mencoba. Itu pun merupakan pelajaran buat gue agar lebih menghargai orang yang berpuasa, jujur puasa gue baru full sejak 1 tahun yang lalu, sedangkan Irsyad sejak umur 6 tahun, ya puasa bagi agamanya merupakan kewajiban. Walau pun mama dan gue memiliki kepercayaan yang berbeda tapi, kita selalu ikutan sahur dan buka, walau kadang kita nggak puasa. Dan sewaktu papa dan Irsyad lebaran kami pun ikutan merayakannya, satu hal yang gue suka sama hari lebaran yaitu makan ketupat + rendang + sambel kentang yang yummy so delicious. Begitu pun Irsyad dan papa mereka juga ikutan merayakan natal bareng gue dan mama, Irsyad sangat antusias menghias pohon cemara, tapi yang paling dia tunggu tunggu yaitu kado natal, mama dan papa selalu memberi kami kado natal setiap tahunnya. Menurut gue Irsyad adalah seorang muslim yang taat beragama karna dia slalu sholat 5 waktu berjamaah kalo nggak sama papa dia pergi ke masjid di dekat rumah. Ya itu lah cerita keluarga gue, kenang gue.
“hei lo ngelamunin apa hayo?” ujar Irsyad
“eh, apaan lo kak” uajr gue kaget.
“udah sampe ni, kalian ntar tunggu papa jemput ya, kalo papa nggak bisa jemput kalian naik bus aja, ntar papa kabarin lagi” ujar papa.
This is my school, my second home, , , ,
“ehmmmmmmmmm so beautiful this morning” ujar gue sambil menghelakan nafas dalam dalam.
“ce ila lo vin, kayaknya udah kangen banget ni ma Sivia” uajr Irsyad mulai menggoda.
“eh apaan lo kak, lo tu yang kangen ma Zahra” uajr gue nggak mau kalah.
“HEY BRO” teriak Rio dan Iel bersamaan mengagetkan kami.
“eh, lu ya kerjaannya ngagetin doang” uajr gue kesal.
“ye ila pin, pin, pagi pagi udah sensi gini, lo lagi dapet ya?” ujar Iel menggoda gue.
“vin, tu ada Bakpia, eh salah Sivia maksud gue” ujar Rio yang mulai menggoda gue juga.
Gue heran kenapa ni anak anak sering banget godain gue.
“hai semua” sapa Sivia tersenyum manis bangetttttttttttt….
“hai Siv, eh Siv, ada salam dari Alvin tuh” ujar Rio.
“eh, apaan lo yo, nggak kok Vi” ujar gue yang udah semakin malu di hadapan sobat sobat gue.
“oh ya Vin, kemarin kamu pulang duluan kan, kamu nanti di panggil pak Duta karna kamu sama aku terpilih ikut olympiade matematika” uajr Sivia.
“cie cie jodoh lo semakin deket tu vin” uajr Rio lagi.
“ah apaan sih lo yo” ujar Gue.
“oh iya syad kamu juga terpilih ikutan olympiade fisika bareng Zahra” tambah sivia.
“jiah cocok banget deh best couple AlVia ma Rasyad (entah apa namanya aku nggak tau singkatan Irsyad ma Zahra? Ada yang tau ntar komen ya) smoga kekuatan cinta kalian membuat kalian menang” ujar Iel yang ssemakin menjadi jadi.
“ya udah aku duduk dulu ya, permisi” uajr Sivia.
Belakangan ini banyak anak anak yang sering menggoda gue maupun Irsyad, mungkin karna kejadian 1 minggu yang lalu ya

Flash Back>>>>>>>>>>

Saat itu gue ma temen temen seangkatan gue pergi camping di daerah pedesaan.

bates sini dulu ya ceritanya..
aku juga binggung ini cerpen or cerbung...
maaf kalo dikit karna waktunya nggak memungkinkan untuk diselesaikan sekarang...

minal aidzin walfaidzin
mohon maaf lahir dan batin

kasih aku kritik ya all

follow my twitter @de_nova
my account facebook Novaa SanSeat TeTangga

thanks all

Selasa, 07 September 2010

My Biodata

Name : Ade Nova
Grade : 10
School : Senior High School No. 3
Hoby : Reading Novel, Short Story, Watching Talk Show, and many others
My Idol : Jaya Suprana I want be like him
My Idol : Sivia Azizah, she have a good voice, I like her voice so much
               Alvin, and Irsyad

Rabu, 01 September 2010

Introducing My acc :)

guys maaf ya blog ku nggak rapi
nulis aja ga karuan gini
maklum baru belajar nulis ni
siapa yang pinter nulis ajarin aku dong :)
aku suka nulis eh maksudnya baru mulai suka nulis di tambah ikutan ekskul KIR di sekolah cocok deh :)

seperti kata ka Tata 'Tangga' I like what I do, I do what I like, so enjoy your life :)
blog ini ku buat untuk mengasah ku rajin nulis, sama hoby aja :)

so enjoy my story :))