Ketika semua rasa menjadi satu kata, tidak lagi menggebu-gebu, tidak lagi memberikan secercah harapan. Orang yang dulunya selalu percaya. Percaya bahwa semuanya akan terbalaskan asalkan ia mau bekerja lebih dari biasa, tanpa pernah meninggalkan Tuhan-nya, tanpa pernah berpikiran negatif akan hal yang akan terjadi kepadanya esok hari, atau bahkan keesokan harinya lagi. Entahlah semua menjadi satu kata.
Ketika membangkitkan semangat tak semudah dulu.Mungkinkah ia terlalu obsesiv, terlalu pesimis, terlalu berpikir bahwa ia pasti akan meraih pilihan pertamanya, pasti akan mendapatkan apa yang ia inginkan, tanpa pernah berpikir "orang terkadang tak selalu mendapatkan pilihan pertamanya, banyak orang hidup bahagia dengan pilihan keduanya." Tetapi ia lupa akan hal itu.Terlupakan.
Ketika semua orang bergerak. Ketika ia masih terdiam, berdiri mematung diantara orang yang bergerak aktif mencari kebahagiannya. Masih termangu meratapi nasibnya yang tak sejalan dengan keinginannya, yang masih saja berkutat dengan semua angan kosongnya. Mungkinkah ia bingung, bingung ingin bergerak kemana, ingin berjalan maju, ataukah mempertahankan keinginan 'kosongnya'. Ia terlalu ambisius, tapi lemah dalam bertindak. Like a loser, may be.
Ketika keimanan seperti roller coaster, kekecawaan selalu menjadi alasannya.
Minggu, 23 Februari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)